“Obat Antifungi”
Ketoconazol
Oleh: Asriani Indah Bangu
Pembimbing: Yulius B. Korasa,
S.Farm, Apt, M.Sc
‘Ketoconazole’
Ketoconazole
merupakan obat anti jamur yang mempunyai spektrum antimikotik yang efektif
terhadap dermatofit dan ragi. Obat ini biasa digunakan dalam beberapa jenis
obat seperti Nizoral dan Mycoral. Artikel kali ini akan memberikan penjelasan
mengenai ketoconazole itu obat apa secara lebih rinci. Mengenal Ketoconazole
Ketoconazole adalah anti jamur azol turunan imidazole sintesis. Obat ini
bekerja dengan menghambat kerja enzim sitokrom p450 pada membran sel jamur,
sehingga mengganggu sintesa ergosterol yang merupakan komponen penting dari
membran sel jamur. Dengan mekasnisme kerjanya tersebut ketoconazol dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel jamur. Obat ini memiliki aktivitas anti
mikotik luas terhadap jamur jenis Tricophyton Sp, Epidermophyton floccosum,
jenisPityrosporum Sp, dan jenis Candida Sp.
Ketoconazole oral biasanya sudah efektif bila
digunakan pada individu imunokompeten dengan blastomycosis paru atau luar paru
ringan sampai sedang. Pertimbangkan bahwa kegagalan pengobatan telah dilaporkan
ketika ketoconazole digunakan untuk pengobatan blastomycosis kulit atau paru di
individu yang memiliki keterlibatan SSP asimtomatik atau subklinis pada saat
diagnosis awal. (Lihat Meningitis dan Infeksi SSP lain di bawah Perhatian.)
Ketokonazol pada pemberian oral diabsorpsi jauh lebih baik
dibandingkan dengan golongan imidazol lainnya. Namun obat ini telah dilaporkan
berkaitan dengan kejadian hepatotoksisitas yang fatal. Untuk pemberian per
oral, risiko dan manfaat ketokonazol sebaiknya dipertimbangkan secara hati-hati
terutama yang berkaitan dengan hepatotoksisitas. Oleh karena itu diperlukan
pengamatan klinik dan laboratorium. Pemberian per oral tidak untuk infeksi
superfisial.
Ketoconazole digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit. Misalnya, kurap pada
bagian kaki atau selangkangan, panu, serta ketombe. Obat antijamur ini
berfungsi membunuh jamur penyebab infeksi, sekaligus mencegahnya tumbuh
kembali.
Indikasi:
-Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan atau ragi (dermatophytosis, onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis versicolor, pityriasis capitis, pityrosporum, folliculitis, chronic mucocutaneus candidosis), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak dipermukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal.
-Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan atau ragi (dermatophytosis, onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis versicolor, pityriasis capitis, pityrosporum, folliculitis, chronic mucocutaneus candidosis), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak dipermukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal.
-Infeksi ragi
pada rongga pencernaan.
-Vaginal kandidosis kronik dan rekuren kandidosis.
Pada terapi lokal penyembuhan infeksi yang kurang berhasil.
-Infeksi
mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, paracoccidioidomycosis,
histoplasmosis, coccidioidomycosis, blastomycosis.
-Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme
pertahanan tubuhnya menurun (keturunan, disebabkan penyakit atau obat),
berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi jamur. Ketoconazole tidak
dipenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena itu jamur meningitis
jangan diobati dengan oral ketoconazole.
Kontra
Indikasi:
-Penderita penyakit hati yang akut atau kronik
-Penderita penyakit hati yang akut atau kronik
-Hipersensitif terhadap ketoconazole atau salah satu
komponen obat ini
-Pada pemberian peroral ketoconazole tidak boleh
diberikan bersama-sama dengan terfenadin, astemizol, cisaprid dan triazolam
-Wanita hamil
Dosis:
Tiap tablet mengandung ketoconazole 200 mg
Tiap tablet mengandung ketoconazole 200 mg
Cara Kerja
Obat:
Ketoconazole adalah suatu derivat
imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas antimikotik yang poten
terhadap dermatofit, ragi. Misalnya Tricophyton Sp, Epidermophyton
floccosum, Pityrosporum Sp, Candida Sp.
Ketoconazole bekerja dengan
menghambat enzym "cytochrom P. 450" jamur, dengan mengganggu sintesa
ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.
Pengobatan kuratif:
Dewasa:
-Infeksi kulit, gastrointestinal dan sistemik: 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet (400 mg sehari).
-Kandidosis vagina: 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.
-Infeksi kulit, gastrointestinal dan sistemik: 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet (400 mg sehari).
-Kandidosis vagina: 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.
Anak-anak:
- Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg: 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan.
- Anak dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekali sehari pada waktu makan.
- Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg sama dengan dewasa.
- Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg: 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan.
- Anak dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekali sehari pada waktu makan.
- Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg sama dengan dewasa.
Pada umumnya dosis diteruskan tanpa
interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua simptom hilang dan sampai
kultur pada media menjadi negatif.
Pengobatan
profilaksis:
1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan
1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan
Lama
pengobatan:
- Kondidosis vaginal 5 hari.
- Mikosis pada kulit yang disebabkan oleh dermatosis: kurang lebih 4 minggu.
- Pityriasis versicolor: 10 hari.
- Mikosis mulut dan kulit yang disebabkan oleh kandida: 2 - 3 minggu.
- Infeksi rambut 1 - 2 bulan.
- Infeksi kuku: 3 - 6 bulan, bila belum ada perbaikan dapat dilanjutkan hingga 12 bulan.
- Dipengaruhi juga dengan kecepatan pertumbuhan kuku,sampai kuku yang terinfeksi diganti oleh kuku yang normal.
- Parakoksidioidomikosis, histoplasmosis, coccidioidomycosis: lama pengobatan optimum 2 - 6 bulan.
- Kondidosis vaginal 5 hari.
- Mikosis pada kulit yang disebabkan oleh dermatosis: kurang lebih 4 minggu.
- Pityriasis versicolor: 10 hari.
- Mikosis mulut dan kulit yang disebabkan oleh kandida: 2 - 3 minggu.
- Infeksi rambut 1 - 2 bulan.
- Infeksi kuku: 3 - 6 bulan, bila belum ada perbaikan dapat dilanjutkan hingga 12 bulan.
- Dipengaruhi juga dengan kecepatan pertumbuhan kuku,sampai kuku yang terinfeksi diganti oleh kuku yang normal.
- Parakoksidioidomikosis, histoplasmosis, coccidioidomycosis: lama pengobatan optimum 2 - 6 bulan.
Efek Samping :
Sediaan
peroral:
- Dispepsia, nausea, sakit perut dan diare.
- Sakit kepala, peningkatan enzim hati yang reversibel, gangguan haid, dizzines, paraesthesia dan reaksi alergi.
- Thrombositopenia, alopecia, peningkatan tekanan "intracranial pressure" yang reversibel (seperti papiloedema, "bulging fontanel" pada bayi).
- Impotensi sangat jarang.
- Gynaecomastia dan oligospermia yang reversibel bila dosis yang diberikan lebih tinggi dari dosis terapi yang dianjurkan.
- Hepatitis (kemungkinan besar idiosinkrasi) jarang terjadi (terlihat dalam 1/12.000 penderita).
Reversibel apabila pengobatan dihentikan pada waktunya.
- Dispepsia, nausea, sakit perut dan diare.
- Sakit kepala, peningkatan enzim hati yang reversibel, gangguan haid, dizzines, paraesthesia dan reaksi alergi.
- Thrombositopenia, alopecia, peningkatan tekanan "intracranial pressure" yang reversibel (seperti papiloedema, "bulging fontanel" pada bayi).
- Impotensi sangat jarang.
- Gynaecomastia dan oligospermia yang reversibel bila dosis yang diberikan lebih tinggi dari dosis terapi yang dianjurkan.
- Hepatitis (kemungkinan besar idiosinkrasi) jarang terjadi (terlihat dalam 1/12.000 penderita).
Reversibel apabila pengobatan dihentikan pada waktunya.
-Penggunaan dosis
ketoconazole lebih dari 400 mg perhari secara oral akan meningkatkan resiko
supresi hormon kelenjar anak ginjal.
Peringatan dan Perhatian:
- Penting memberikan penjelasan kepada pasien yang diterapi untuk jangka panjang mengenai gejala penyakit hati seperti letih tidak normal yang disertai dengan demam, urine berwarna gelap, tinja pucat atau ikterus.
- Faktor yang meningkatkan risiko hepatitis: wanita berusia di atas 50 tahun, pernah menderita penyakit hati, diketahui mempunyai intoleransi dengan obat, pemberian jangka lama dan pemberian obat bersamaan dengan obat yang mempengaruhi fungsi hati. Tes fungsi hati dilakukan pada pengobatan dengan ketoconazole lebih dari 2 minggu. Apabila telah didiagnosis sebagai penyakit hati, pengobatan harus dihentikan.
- Fungsi adrenal harus dimonitor pada pasien yang menderita insufisiensi adrenal atau fungsi adrenal yang "border line" dan pada pasien dengan keadan stres yang panjang (bedah dasar, intensive care, dll).
- Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah umur 2 tahun.
- Jangan diberikan pada wanita hamil, kecuali kemungkinan manfaatnya lebih besar dari risiko pada janin.
- Kemungkinan diekskresikan pada air susu ibu, maka ibu yang diobati dengan ketoconazole dianjurkan untuk tidak menyusui.
- Penting memberikan penjelasan kepada pasien yang diterapi untuk jangka panjang mengenai gejala penyakit hati seperti letih tidak normal yang disertai dengan demam, urine berwarna gelap, tinja pucat atau ikterus.
- Faktor yang meningkatkan risiko hepatitis: wanita berusia di atas 50 tahun, pernah menderita penyakit hati, diketahui mempunyai intoleransi dengan obat, pemberian jangka lama dan pemberian obat bersamaan dengan obat yang mempengaruhi fungsi hati. Tes fungsi hati dilakukan pada pengobatan dengan ketoconazole lebih dari 2 minggu. Apabila telah didiagnosis sebagai penyakit hati, pengobatan harus dihentikan.
- Fungsi adrenal harus dimonitor pada pasien yang menderita insufisiensi adrenal atau fungsi adrenal yang "border line" dan pada pasien dengan keadan stres yang panjang (bedah dasar, intensive care, dll).
- Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah umur 2 tahun.
- Jangan diberikan pada wanita hamil, kecuali kemungkinan manfaatnya lebih besar dari risiko pada janin.
- Kemungkinan diekskresikan pada air susu ibu, maka ibu yang diobati dengan ketoconazole dianjurkan untuk tidak menyusui.
-Informasi
Keamanan Penting untuk menjelaskan kepada pasien bahwa penggunaan jangka
panjang dapat menimbulkan beberapa gejaala penyakit hati seperti kulit kuing,
mata kuning, urin berwarna gelap, dan tinja pucat.
- Penggunaan
obat lebih dari 2 minggu memerlukan pemantauan fungsi hati
-Penggunaan ketoconazole pada penderita
insufiesiensi adrenal memerlukan pemantauan fungsi adrenal
-Penggunaan
ketoconazole harus hati – hati pada ibu menyusui karena dapat dieksresikan ke
dalam air susu ibu
-Absorpsi obat
ini akan maksimal apabila diberikan pada saat makan dan akan terganggu
apabila sekresi asam lambung berkurang
-Pemberian
ketoconazole bersamaan obat anti tuberculosis dapat menurunkan konsentrasi
plasma obat.
Interaksi
Obat:
- Pemberian bersama-sama dengan terfenadin dan astemizol.
- Absorpsi ketoconazole maksimal bila diberikan pada waktu makan. Absorpsinya terganggu kalau sekresi asam lambung berkurang, pada pasien yang diberi obat-obat penetral asam (antasida) harus diberikan 2 jam atau lebih setelah ketoconazole.
- Pemberian bersama dengan rifampicin dapat menurunkan konsentrasi plasma kedua obat.
- Pemberian bersama dengan INH dapat menurunkan konsentrasi plasma ketoconazole, bila kombinasi ini digunakan konsentrasi plasma harus dimonitor.
Overdosis:
Tidak ada indakan yang khusus yang harus diberikan. Hanya tindakan suportif yang perlu dilakukan seperti bilas lambung.
Penyimpanan:
Simpan pada temperatur 15 - 30 derajat Celcius, hindarkan dari kelembaban.
- Pemberian bersama-sama dengan terfenadin dan astemizol.
- Absorpsi ketoconazole maksimal bila diberikan pada waktu makan. Absorpsinya terganggu kalau sekresi asam lambung berkurang, pada pasien yang diberi obat-obat penetral asam (antasida) harus diberikan 2 jam atau lebih setelah ketoconazole.
- Pemberian bersama dengan rifampicin dapat menurunkan konsentrasi plasma kedua obat.
- Pemberian bersama dengan INH dapat menurunkan konsentrasi plasma ketoconazole, bila kombinasi ini digunakan konsentrasi plasma harus dimonitor.
Overdosis:
Tidak ada indakan yang khusus yang harus diberikan. Hanya tindakan suportif yang perlu dilakukan seperti bilas lambung.
Penyimpanan:
Simpan pada temperatur 15 - 30 derajat Celcius, hindarkan dari kelembaban.
Dosis:
DEWASA 200 mg/hari bersama makanan,
biasanya untuk 14 hari; jika setelah 14 hari respons tidak memadai, lanjutkan
hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala hilang dan kultur menjadi negatif;
maksimum 400 mg/hari. ANAK, 3 mg/kg bb/hari dosis tunggal atau dalam dosis
terbagi. Kandidiasis vaginal resisten yang kronis, 400 mg/hari bersama makanan
selama 5 hari.
Gambar
Daftar Pustaka
thank you admin
BalasHapusthe article is very interesting, it helps me and can be used for reference.
hopefully successful admin always.
Obat Aborsi
Jual Obat Aborsi
Jual Cytotec
Obat Penggugur
Penggugur Kandungan
Obat Penggugur Kandungan
Obat Aborsi Cytotec
Obat Abosi 1 Bulan
Obat Abosi 2 Bulan
Obat Abosi 3 Bulan
Obat Abosi 4 Bulan
Obat Abosi 5 Bulan
Obat Abosi 6 Bulan