Senin, 23 Mei 2016

0bat anti-jamur "Kotaconazol"

“Obat Antifungi”
Ketoconazol
Oleh: Asriani Indah Bangu
Pembimbing: Yulius B. Korasa, S.Farm, Apt, M.Sc

‘Ketoconazole’

Ketoconazole merupakan obat anti jamur yang mempunyai spektrum antimikotik yang efektif terhadap dermatofit dan ragi. Obat ini biasa digunakan dalam beberapa jenis obat seperti Nizoral dan Mycoral. Artikel kali ini akan memberikan penjelasan mengenai ketoconazole itu obat apa secara lebih rinci. Mengenal Ketoconazole Ketoconazole adalah anti jamur azol turunan imidazole sintesis. Obat ini bekerja dengan menghambat kerja enzim sitokrom p450 pada membran sel jamur, sehingga mengganggu sintesa ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur. Dengan mekasnisme kerjanya tersebut ketoconazol dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel jamur. Obat ini memiliki aktivitas anti mikotik luas terhadap jamur jenis Tricophyton Sp, Epidermophyton floccosum, jenisPityrosporum Sp, dan jenis Candida Sp.
Ketoconazole oral biasanya sudah efektif bila digunakan pada individu imunokompeten dengan blastomycosis paru atau luar paru ringan sampai sedang. Pertimbangkan bahwa kegagalan pengobatan telah dilaporkan ketika ketoconazole digunakan untuk pengobatan blastomycosis kulit atau paru di individu yang memiliki keterlibatan SSP asimtomatik atau subklinis pada saat diagnosis awal. (Lihat Meningitis dan Infeksi SSP lain di bawah Perhatian.)  
Ketokonazol pada pemberian oral diabsorpsi jauh lebih baik dibandingkan dengan golongan imidazol lainnya. Namun obat ini telah dilaporkan berkaitan dengan kejadian hepatotoksisitas yang fatal. Untuk pemberian per oral, risiko dan manfaat ketokonazol sebaiknya dipertimbangkan secara hati-hati terutama yang berkaitan dengan hepatotoksisitas. Oleh karena itu diperlukan pengamatan klinik dan laboratorium. Pemberian per oral tidak untuk infeksi superfisial.
Ketoconazole digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit. Misalnya, kurap pada bagian kaki atau selangkanganpanu, serta ketombe. Obat antijamur ini berfungsi membunuh jamur penyebab infeksi, sekaligus mencegahnya tumbuh kembali.

Indikasi:
-Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan atau ragi (dermatophytosis, onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis versicolor, pityriasis capitis, pityrosporum, folliculitis, chronic mucocutaneus candidosis), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak dipermukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal.
 -Infeksi ragi pada rongga pencernaan.
-Vaginal kandidosis kronik dan rekuren kandidosis. Pada terapi lokal penyembuhan infeksi yang kurang berhasil.
 -Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, paracoccidioidomycosis, histoplasmosis, coccidioidomycosis, blastomycosis.
-Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun (keturunan, disebabkan penyakit atau obat), berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi jamur. Ketoconazole tidak dipenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena itu jamur meningitis jangan diobati dengan oral ketoconazole.

Kontra Indikasi:
-Penderita penyakit hati yang akut atau kronik
-Hipersensitif terhadap ketoconazole atau salah satu komponen obat ini
-Pada pemberian peroral ketoconazole tidak boleh diberikan bersama-sama dengan terfenadin, astemizol, cisaprid dan triazolam
-Wanita hamil

Dosis:
Tiap tablet mengandung ketoconazole 200 mg

Cara Kerja Obat:
Ketoconazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas antimikotik yang poten terhadap dermatofit, ragi. Misalnya Tricophyton Sp, Epidermophyton floccosum, Pityrosporum Sp, Candida Sp.
Ketoconazole bekerja dengan menghambat enzym "cytochrom P. 450" jamur, dengan mengganggu sintesa ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.

Pengobatan kuratif:
Dewasa:
-Infeksi kulit, gastrointestinal dan sistemik: 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet (400 mg sehari).
-Kandidosis vagina: 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.
Anak-anak:
- Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg: 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan.
- Anak dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekali sehari pada waktu makan.
- Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg sama dengan dewasa.
Pada umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua simptom hilang dan sampai kultur pada media menjadi negatif.
Pengobatan profilaksis:
1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan
Lama pengobatan:
- Kondidosis vaginal 5 hari.
- Mikosis pada kulit yang disebabkan oleh dermatosis: kurang lebih 4 minggu.
- Pityriasis versicolor: 10 hari.
- Mikosis mulut dan kulit yang disebabkan oleh kandida: 2 - 3 minggu.
- Infeksi rambut 1 - 2 bulan.
- Infeksi kuku: 3 - 6 bulan, bila belum ada perbaikan dapat dilanjutkan hingga 12 bulan.
- Dipengaruhi juga dengan kecepatan pertumbuhan kuku,sampai kuku yang terinfeksi diganti oleh kuku yang normal.
- Parakoksidioidomikosis, histoplasmosis, coccidioidomycosis: lama pengobatan optimum 2 - 6 bulan.

Efek Samping :
Sediaan peroral:
- Dispepsia, nausea, sakit perut dan diare.
- Sakit kepala, peningkatan enzim hati yang reversibel, gangguan haid, dizzines, paraesthesia dan reaksi alergi.
- Thrombositopenia, alopecia, peningkatan tekanan "intracranial pressure" yang reversibel (seperti papiloedema, "bulging fontanel" pada bayi).
- Impotensi sangat jarang.
- Gynaecomastia dan oligospermia yang reversibel bila dosis yang diberikan lebih tinggi dari dosis terapi yang dianjurkan.
- Hepatitis (kemungkinan besar idiosinkrasi) jarang terjadi (terlihat dalam 1/12.000 penderita).
Reversibel apabila pengobatan dihentikan pada waktunya.
-Penggunaan dosis ketoconazole lebih dari 400 mg perhari secara oral akan meningkatkan resiko supresi hormon kelenjar anak ginjal.

Peringatan dan Perhatian:
- Penting memberikan penjelasan kepada pasien yang diterapi untuk jangka panjang mengenai gejala penyakit hati seperti letih tidak normal yang disertai dengan demam, urine berwarna gelap, tinja pucat atau ikterus.
- Faktor yang meningkatkan risiko hepatitis: wanita berusia di atas 50 tahun, pernah menderita penyakit hati, diketahui mempunyai intoleransi dengan obat, pemberian jangka lama dan pemberian obat bersamaan dengan obat yang mempengaruhi fungsi hati. Tes fungsi hati dilakukan pada pengobatan dengan ketoconazole lebih dari 2 minggu. Apabila telah didiagnosis sebagai penyakit hati, pengobatan harus dihentikan.
- Fungsi adrenal harus dimonitor pada pasien yang menderita insufisiensi adrenal atau fungsi adrenal yang "border line" dan pada pasien dengan keadan stres yang panjang (bedah dasar, intensive care, dll).
- Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah umur 2 tahun.
- Jangan diberikan pada wanita hamil, kecuali kemungkinan manfaatnya lebih besar dari risiko pada janin.
- Kemungkinan diekskresikan pada air susu ibu, maka ibu yang diobati dengan ketoconazole dianjurkan untuk tidak menyusui.
-Informasi Keamanan Penting untuk menjelaskan kepada pasien bahwa penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan beberapa gejaala penyakit hati seperti kulit kuing, mata kuning, urin berwarna gelap, dan tinja pucat.
- Penggunaan obat lebih dari 2 minggu memerlukan pemantauan fungsi hati
 -Penggunaan ketoconazole pada penderita insufiesiensi adrenal memerlukan pemantauan fungsi adrenal
-Penggunaan ketoconazole harus hati – hati pada ibu menyusui karena dapat dieksresikan ke dalam air susu ibu
-Absorpsi obat ini akan maksimal apabila diberikan pada saat makan dan akan terganggu apabila sekresi asam lambung berkurang
-Pemberian ketoconazole bersamaan obat anti tuberculosis dapat menurunkan konsentrasi plasma obat.

Interaksi Obat:
- Pemberian bersama-sama dengan terfenadin dan astemizol.
- Absorpsi ketoconazole maksimal bila diberikan pada waktu makan. Absorpsinya terganggu kalau sekresi asam lambung berkurang, pada pasien yang diberi obat-obat penetral asam (antasida) harus diberikan 2 jam atau lebih setelah ketoconazole.
- Pemberian bersama dengan rifampicin dapat menurunkan konsentrasi plasma kedua obat.
- Pemberian bersama dengan INH dapat menurunkan konsentrasi plasma ketoconazole, bila kombinasi ini digunakan konsentrasi plasma harus dimonitor.

Overdosis:
Tidak ada indakan yang khusus yang harus diberikan. Hanya tindakan suportif yang perlu dilakukan seperti bilas lambung.

Penyimpanan:
Simpan pada temperatur 15 - 30 derajat Celcius, hindarkan dari kelembaban.

Dosis:
DEWASA 200 mg/hari bersama makanan, biasanya untuk 14 hari; jika setelah 14 hari respons tidak memadai, lanjutkan hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala hilang dan kultur menjadi negatif; maksimum 400 mg/hari. ANAK, 3 mg/kg bb/hari dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. Kandidiasis vaginal resisten yang kronis, 400 mg/hari bersama makanan selama 5 hari.

Gambar









 

Daftar Pustaka



1 komentar: